Meliput Keriuhan Pasar Tumpah Pringgondani pada Rakernas XVII APEKSI Balikpapan

Salah seorang jurnalis muda LDII saat liputan jurnalistik di Pasar Tumpah Pringgodani, Minggu (2/6). Foto: LINES/Kaltimpro

Hasil Liputan Jurnalis Muda LINES

BALIKPAPAN – Rangkaian kegiatan Rakernas XVII APEKSI di Kota Balikpapan, pada sesi City Tour panitia mengenalkan Desa Wisata Pasar Tumpah Pringgondani Kel. Teritip, Kec. Balikpapan Timur. Kegiatan ini bagian dari Youth City Changers (YCC), dan dibuka Kepala Disporapar CI Ratih Kusuma, Minggu (2/6).

Desa wisata ini telah diresmikan oleh Wali Kota Rahmad Mas’ud pada Februari 2024 yang lalu. Saat ini Pasar Tumpah Pringgondani menjadi ikon untuk menarik pengunjung setiap berlibur akhir pekan.

Kegiatan Pasar Tumpah Pringgondani turut andil dalam membantu pelaku usaha dan meningkatkan UMKM yang dimiliki pedagang lokal. Di pasar ini setidaknya 200 pedagang, baik berasal dari dalam kota maupun luar kota.

Kadisporapar C.I Ratih Kusuma bersama peserta YCC menempelkan telapak tangannya pada cat warna sebagai tanda stempel tangan di papan Pasar tumpah Pringgodani, Minggu (2/6). Foto: LINES/Kaltimpro
Kadisporapar C.I Ratih Kusuma bersama peserta YCC menempelkan telapak tangannya pada cat warna sebagai tanda stempel tangan di papan Pasar Tumpah Pringgondani, Minggu (2/6). Foto: LINES/Kaltimpro
Jurnalis muda LDII saat liputan jurnalistik di Pasar Tumpah Pringgodani, Minggu (2/6). Foto: LINES/Kaltimpro
Jurnalis muda LDII saat liputan jurnalistik di Pasar Tumpah Pringgodani, Minggu (2/6). Foto: LINES/Kaltimpro

“Kami bersyukur dibantu dengan banyaknya informasi dengan harapan saling bantu membantu mengembangkan karena ini karena ekonomi kerakyatan. Kalau ekonomi kerakyatan kita bangun makan ekonomi semakin kuat,” kata Surata selaku Pengelola Pasar Tumpah Pringgondani.

Pasar Tumpah Pringgondani hanya dibuka pada hari Sabtu dan Minggu serta hari libur resmi atau tanggal merah. Transaksi di dalam pasar, baik bagi para pengunjung dan pedagang dengan alat pembayaran uang kayu. Uang asli ditukar lebih dulu dengan uang kayu oleh pengelola pasar.

Pedagang yang berjualan juga mengenakan pakaian adat Jawa. Tujuannya untuk mengenang alam desa setempat. Pengunjung bisa melihat aneka ragam jajanan kuliner khas Jawa, terang Surata.

Surata menambahkan, dengan Rakernas XVII APEKSI, ia berterima kasih kepada pemerintah kota dan masyarakat Kalimantan Timur dan sekitarnya. Ini lantaran pemerintah kota dinilai telah berhasil mensosialisasikan kepada pemerintah daerah se-Indonesia tentang keberadaan pasar Pringgondani.

Kontributor: Alif/Lines
Editor: SA/Kaltimpro

2 thoughts on “Meliput Keriuhan Pasar Tumpah Pringgondani pada Rakernas XVII APEKSI Balikpapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top