BALIKPAPAN – Sebuah langkah progresif dalam penanganan masalah lingkungan sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat tengah digalakkan di Kecamatan Balikpapan Kota. Melalui rangkaian kegiatan maraton yang berlangsung sejak 13 November hingga 7 Desember 2025, sukses menggelar Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Budidaya Maggot Berbasis Administrasi Digital.
Program ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan sebuah gerakan masif untuk mengubah paradigma masyarakat dalam melihat sampah: dari masalah menjadi berkah.
Lurah Prapatan, Reza Dipa Pradeka, S.STP., dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi kepada Camat Balikpapan Kota dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atas sinergi yang terbangun. Ia menyoroti langkah strategis pembangunan Rumah Maggot di wilayahnya sebagai solusi konkret pengurai sampah organik.
“Kehadiran Rumah Maggot ini memiliki misi vital untuk mengurai sampah organik di hulu, yang kemudian diolah menjadi pakan ternak berprotein tinggi dan pupuk organik berkualitas. Kami berharap fasilitas ini membangun kesadaran kolektif bahwa sampah adalah sumber daya bernilai jika dikelola dengan tepat,” ungkap Reza.




Dari Sampah Menjadi Rupiah
Camat Balikpapan Kota, H. Rosin Suparlan, menegaskan bahwa program ini memiliki visi jangka panjang yang lebih luas dari sekadar kebersihan lingkungan. Dengan target pembangunan 2 unit Rumah Maggot di setiap kelurahan, pemerintah kecamatan membidik terciptanya ekosistem ekonomi kreatif.
“Tujuan besar kami adalah membentuk kemandirian ekonomi masyarakat melalui pengelolaan sampah. Ini adalah peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan warga, dan secara otomatis mengurangi angka pengangguran,” ungkap Rosin.
Ia menambahkan strategi cerdas dengan memberdayakan potensi dua pasar tradisional di Kecamatan Balikpapan Kota sebagai penyuplai bahan baku (sampah organik), sehingga siklus pengelolaan sampah menjadi lebih efisien dan berkelanjutan.
Pentingnya Administrasi Digital
Salah satu aspek pembeda dalam pelatihan ini adalah integrasi teknologi. Muhammad Safii, S.Kom., M.Kom., akademisi dari Universitas Mulia, hadir memberikan pencerahan mengenai pentingnya administrasi digital dalam manajemen budidaya maggot.
Dalam paparannya yang edukatif, Safii menekankan bahwa budidaya modern tidak bisa lepas dari data. “Administrasi digital adalah kunci transparansi dan akuntabilitas. Dengan aplikasi pengelolaan, masyarakat dapat memonitor volume sampah yang terolah, hasil panen maggot, hingga pendapatan secara real-time. Ini memudahkan evaluasi dan menjaga kepercayaan publik,” jelasnya.
Pelatihan yang dihadiri antusias oleh warga, tokoh masyarakat, dan penggiat lingkungan ini diharapkan menjadi titik balik pengelolaan sampah di Balikpapan. Sinergi antara infrastruktur fisik (Rumah Maggot), visi ekonomi (Pemberdayaan Pasar & KSM), serta manajemen modern (Digitalisasi) diyakini akan menciptakan lingkungan Balikpapan Kota yang lebih bersih, hijau, dan sejahtera.
Masyarakat kini tidak hanya diajak untuk memilah sampah, tetapi juga diberdayakan untuk menjadi aktor utama dalam industri pengolahan sampah yang menjanjikan masa depan.
(SA/Kaltim Pro)

